Academic Writing – Pernahkah kamu menulis sebuah karya ilmiah? Nah, dalam bahasa Inggris, penulisan karya ilmiah memiliki sebutan tersendiri, yaitu academic writing. Saat kamu mulai kuliah nanti, pola penulisan seperti itu adalah salah satu yang akan kamu dalami. Terutama jika kamu berencana mencari beasiswa ke luar negeri.
Ingin tahu lebih banyak tentang academic writing? Simak baik-baik materi di bawah ini ya, LCers!
Apa yang Dimaksud dengan Academic Writing?
Academic writing adalah segala karya tulis yang dibuat berdasarkan kepentingan akademis. Jadi output utama dari penulisan akademis berbahasa Inggris seperti ini adalah untuk menghasilkan sebuah penemuan/argumentasi yang berkontribusi bagi ilmu pengetahuan.
Idealnya, academic writing memiliki struktur yang formal, sistematis, dan dan menggunakan bahasa ilmiah. Meski demikian, format penulisannya bisa berbeda-beda tergantung disiplin ilmu dan standar yang digunakan institusi penerbitnya.
Academic writing bisa dilakukan oleh siapa saja. Akan tetapi umumnya academic writing banyak dilakukan oleh dosen, peneliti, dan mahasiswa perguruan tinggi. Academic writing juga bisa dilakukan oleh praktisi sesuai disiplin bidang yang diteliti.
Jenis-Jenis Tulisan yang Termasuk Academic Writing
Dikarenakan luasnya definisi academic writing, ada banyak jenis karya tulis ilmiah yang bisa dikategorikan sebagai academic writing. Berikut ini beberapa jenis tulisan yang termasuk dalam academic writing.
-
Buku
Buku merupakan salah satu jenis academic writing yang paling umum. Akan tetapi tidak semua buku bisa dikategorikan sebagai hasil dari academic writing. Hanya buku-buku yang berkontribusi pada pengetahuan saja yang bisa dikategorikan sebagai hasil karya ilmiah.
Contoh termudah buku-buku yang bisa dikategorikan sebagai academic writing misalnya buku kuliah, buku bisnis, dan buku-buku pelajaran.
-
Esai
Esai adalah sebuah tulisan singkat tentang satu topik ilmu pengetahuan tertentu. Biasanya esai bertujuan untuk merangkum dan memformulasikan masalah. Output dari esai tidak diharuskan berbentuk penemuan ilmu baru.
Biasanya di masa SMP, anak-anak sudah diajarkan membuat esai. Akan tetapi esai yang dibuat sebatas untuk mengenalkan sedikit pengetahuan saja. Saat kuliah, kamu akan dituntut membuat esai yang lebih elaboratif dan menggunakan bahasa intelektual.
-
Hasil Terjemahan
Sering bukan, menemukan buku-buku pelajaran yang ternyata hasil terjemahan dari karya penulis luar negeri? Nah, hasil-hasil terjemahan semacam itu juga termasuk sebagai academic writing. Akan tetapi sama halnya dengan buku, tidak semua hasil terjemahan bisa disebut sebagai kontribusi terhadap ilmu pengetahuan.
Jika buku yang diterjemahkan bukanlah hasil academic writing, maka hasil terjemahannya juga bukan academic writing.
-
Paper/Artikel Penelitian (Research Paper)
Paper/artikel penelitian adalah academic writing yang dibuat berdasarkan formulasi masalah, landasan teori, dan hasil penelitian dari masalah.
Idealnya, paper/artikel penelitian hanya boleh dilakukan oleh orang yang berasal dari disiplin bidang tersebut. Lintas bidang diperbolehkan dengan catatan sang penulis sudah mendapat kredibilitas di dunia penelitian.
-
Paper Konferensi (Conference Paper)
To be honest, banyak orang yang masih kebingungan membedakan paper penelitian dan paper konferensi. Wajar, karena perbedaannya memang sangat kecil, tapi signifikan.
Secara harfiah, paper penelitian derajatnya lebih unggul dibandingkan dengan paper konferensi. Sebuah paper penelitian bisa saja masuk ke konferensi terlebih dulu sebelum terindeks dalam jurnal bereputasi.
Akan tetapi paper konferensi tidak bisa begitu saja masuk ke dalam jurnal bereputasi tinggi. Ada sistem seleksi yang menilai apakah paper konferensi tersebut layak masuk jurnal.
Dikarenakan derajatnya yang lebih rendah, paper konferensi bisa dicoba oleh semua kalangan akademik. Bahkan mahasiswa yang belum pernah menerbitkan paper juga bisa mengajukan papernya di konferensi.
-
Jurnal Akademik
Jurnal akademik biasanya merupakan ringkasan (summary) dari paper penelitian. Jika paper penelitian biasanya memiliki berpuluh-puluh lembar halaman, biasanya jurnal akademik hanya tersusun atas 10 sampai 20 halaman saja.
Selain itu, biasanya jurnal akademik diterbitkan bersamaan dengan jurnal-jurnal lain dalam satu tema. Beberapa contoh penerbit jurnal akademik terkenal misalnya Nature, Journal of Management, dan Peer J.
-
Skripsi, Tesis, dan Disertasi
Skripsi, tesis, dan disertasi adalah karya tulis yang dibuat oleh mahasiswa sebagai syarat kelulusan di perguruan tinggi. Di Indonesia, skripsi menjadi persyaratan lulus untuk gelar Sarjana (S1), tesis untuk Magister (S2), dan disertasi untuk gelar Doktor (S3).
Jika kamu ingin kuliah di luar negeri, membaguskan skripsi adalah salah satu hal yang harus kamu lakukan. Jika mampu, buatlah skripsi yang bisa tembus ke jurnal internasional, tentunya dengan menggunakan bahasa Inggris. Oleh karena itu saat kamu belajar bahasa Inggris, jangan lupa belajar academic writing juga ya.
-
Abstrak
Abstrak, dalam istilah academic writing, adalah sebuah ringkasan 500 kata yang berisi kilasan dari isi skripsi atau paper penelitianmu. Biasanya abstrak dicantumkan di bagian terdepan paper penelitian, tepatnya setelah daftar isi.
Lalu apa tujuannya? Abstrak diletakkan sedemikian rupa karena fungsinya sebagai “blurb” dari isi penelitian tersebut. Jadi melalui sebuah abstrak, kamu bisa mengetahui topik penelitian, metode, sekaligus hasil dari penelitian tersebut. Tentu saja hanya kilasan ya, kalau mau baca lebih lengkap ya baca papernya langsung!
-
Eksplikasi
Eksplikasi sebenarnya jarang dibicarakan oleh para peneliti dunia. Biasanya eksplikasi hanya digunakan di kelas-kelas atau pertemuan ilmiah, untuk menguraikan dan membuktikan teori dengan singkat. Meski demikian, eksplikasi masih termasuk ke dalam academic writing.
Anyway, kemampuan academic writing di bidang eksplikasi wajib dimiliki kamu yang ingin aktif presentasi ilmiah, lho! Kalau kamu mahir menulis eksplikasi, kamu akan lebih mudah menerangkan teori kompleks di dalam slide presentasi.
Bagaimana Academic Writing Style yang Ideal?
Lalu sebenarnya, bagaimana gaya academic writing yang paling ideal? Apa saja kriteria pokok yang harus kamu penuhi untuk melakukan academic writing yang bagus? Kalau kamu serius ingin belajar academic writing, pastikan kamu pahami poin berikut satu persatu.
-
Menggunakan Bahasa Formal
Kriteria mutlak dari penulisan karya tulis ilmiah dalam bahasa Inggris adalah menggunakan bahasa formal. Saat melakukannya, kamu harus memastikan bahasamu lepas dari istilah-istilah kasual apalagi slang.
Alasan pelarangan penggunaan bahasa informal dalam penulisan tersebut adalah untuk menghindari subyektivitas. Sebab sebuah tulisan hanya pantas disebut sebagai karya ilmiah jika tulisannya universal dan terlepas dari karakteristik sehari-hari penulisnya.
-
Berangkat dari Pemikiran Kritis
Jika kamu ingin mempelajari academic writing dengan serius, kamu harus belajar melakukan brainstorming. Maksudnya, kamu harus belajar berpikir secara kritis sampai kamu menemukan ide yang benar-benar orisinil.
Sebelum membuat karya ilmiah, kamu harus memastikan topik dan judul yang kamu pilih beda dari yang lainnya. Mirip boleh, akan tetapi jangan sampai sama persis. Sebab jika diketahui karya dan penemuanmu 100% sama dengan orang lain, kredibilitasmu sebagai penulis karya ilmiah akan diragukan.
-
Menggunakan Kata Ganti Orang Ketiga
Syarat utama academic writing selanjutnya adalah menggunakan kata ganti orang ketiga. Saat kamu menulis sebuah karya ilmiah, pastikan kamu tidak menggunakan kata “aku”, “kamu”, atau “dia”. Jika kamu ingin menulis tentang seseorang, kamu harus menggunakan istilah “sampel” atau “responden”.
Dalam beberapa karya tulis ilmiah, kamu mungkin akan menemukan kata “aku” digunakan. Akan tetapi biasanya yang dimaklumi menggunakan kata “aku” hanyalah peneliti yang karyanya sudah terbukti saja. Jika kamu masih belum mendapatkan nama di dunia penelitian, sebaiknya hindari penggunaan kata ganti orang ketiga semacam itu.
-
Bertujuan Membahas/Memecahkan Sebuah Masalah
Tujuan dari penulisan bergaya akademis dengan bahasa Inggris haruslah untuk memecahkan sebuah masalah, atau setidaknya membuktikan kebenaran sebuah teori. Jadi, setiap karya tulis ilmiah idealnya memiliki kontribusi baru terhadap ilmu pengetahuan.
Oleh karena itu, sebelum menulis karya ilmiah pertama-tama kamu perlu mencari topik permasalahan terlebih dahulu. Misalnya, kamu memiliki ketertarikan di disiplin ilmu Artificial Intelligence (AI), kamu harus mencari masalah di dunia tersebut yang belum ada pemecahannya.
-
Memiliki Struktur yang Sistematis
Setelah menemukan masalah, selanjutnya kamu harus mempelajari tentang struktur karya ilmiah yang ideal. Umumnya, karya ilmiah yang ideal harus memiliki minimal rumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori, metode, dan pembahasan. Di akhir karya ilmiah, kamu harus memberikan kesimpulan dari tulisanmu tersebut.
Tapi ya itu! Kamu harus memastikan struktur karya ilmiahmu sistematis! Ikuti pedoman karya tulis ilmiah yang ada, entah itu dari publisher internasional atau dari tempat belajarmu sendiri.
-
Didukung dengan Argumentasi Logis
Saat kamu menulis karya ilmiah, kamu perlu memasukkan argumen-argumen pribadimu. Jika kamu tidak mencantumkan argumentasi pribadi sama sekali, maka karya ilmiahmu akan dianggap tidak ada artinya. Akan tetapi kamu juga tidak boleh seenaknya mencantumkan argumen pribadi, lho, karena ada aturannya!
Setiap argumen pribadi yang kamu tuliskan harus didukung dengan teori yang logis. Kalau perlu, kamu bisa memperkuat argumen pribadimu dengan lebih dari satu teori. Semakin banyak penguatnya, maka argumentasimu juga akan semakin valid.
-
Dilakukan dengan Menggunakan Metode yang Valid
Saat kamu melaksanakan penelitian, kamu harus memastikan instrumen yang kamu gunakan valid. Di sini, yang dimaksud valid bukan hanya secara teoretis, kamu juga perlu menguji validitas instrumenmu.
Bagi penelitian, bisa dibilang instrumen merupakan otak yang digunakan untuk mendapatkan dan memproses data. Kalau instrumennya sudah salah, maka penelitianmu akan salah total. Tidak peduli seberapa bagus ide penelitianmu, kalau instrumennya tidak valid maka ide tersebut tidak ada artinya.
-
Mencantumkan Referensi
Saat kamu melakukan academic writing, kamu harus mencantumkan referensi dari teori-teori yang kamu gunakan. Saat kamu mengutip hasil pemikiran tokoh-tokoh atau peneliti lain, kamu harus mencatumkan siapa tokoh yang kamu kutip. Termasuk juga dari mana kamu mendapatkan kutipan tersebut.
Untuk mendapatkan referensi yang baik, kamu perlu memastikan kredibilitas sumber yang kamu kutip. Sebisa mungkin, hindari mengutip dari situs-situs di internet (kecuali situs berita). Sebaiknya kutip saja dari buku atau rilis resmi dari suatu institusi.
-
Menggunakan Kosakata Akademik
Last but still important, kamu perlu menggunakan kosakata akademik saat menulis karya ilmiah. Biasanya, tingkat kemahiran seorang peneliti juga dinilai dari seberapa luas kosakata akademik yang digunakannya.
Salah satu contoh kosakata akademik misalnya “emerge”. Dalam bahasa Inggris konversasional umumnya yang digunakan bukanlah “emerge”, melainkan “appear”. Selain kosakata tersebut, masih ada sekitar 500 kata lebih yang tergolong dalam kosakata akademik.
Itulah tips academic writing yang perlu kamu pahami, ya LCers! Jika kamu benar-benar ingin ahli dalam academic writing, maka kamu harus aktif melakukan penelitian. Tenang, usahamu melakukan penelitian tidak akan sia-sia kok. Semakin bagus hasil penelitianmu secara kualitas dan kuantitas, maka akan makin banyak kesempatan yang kamu dapat.
Kalau kamu ingin belajar lebih banyak lagi tentang academic writing, kamu bisa belajar langsung ke Kampung Inggris Pare ya! Kampung Inggris LC siap menemanimu belajar kepenulisan dalam bahasa Inggris sampai mahir!
Ingin tahu materi sejenis artikel ini dan lebih keren? Yuk cek materi berikut ini: Cara Menulis Essay dalam Bahasa Inggris (Academic Writing Tips #1)
2 komentar untuk “Pengertian Academic Writing dan Jenis-Jenisnya”
thank a lot,,,useful for me,,btw may i know the references
you can find the reference widely on the internet, Sir. We apparently used some sources from reputable universities ^_^