Apa itu Phrasal Verb? (Part. 2) – Nah, ini dia lanjutan tentang phrasal verb bagian kedua. Setelah sebelumnya kita mengulas secara lengkap, apa sih phrasal verb itu, sekaligus jenis-jenisnya, maka kali ini kita akan beranjak ke cara menggunakan phrasal verb dalam kalimat, berikut contoh kalimatnya. Karena, konon katanya belajar bahasa inggris hanya dengan teori saja kurang “mantep” dan harus banyak melihat contoh. Eit, tapi jangan hanya membaca contoh tapi kamu juga harus sering-sering berlatih membuat kalimat menggunakan phrasal verb. OK!
Nah, sahabat kampung inggris pasti masih ingat apa itu phrasal verb. Yaitu, kombinasi antara verb dengan adverb/preposisi. Dalam penggunaannya, ada aturan lagi nih yang perlu kita ketahui agar phrasal verb yang kita gunakan menjadi sempurna. Yap, meskipun phrasal verb ini tidak digunakan secara informal dan dihindari dalam tulisan formal seperti academic writing, namun penggunaan phrasal verb cukup populer karena sifatnya yang santai dan informal. So, setelah kamu belajar phrasal verb, kamu bisa langsung mempraktikkannya dengan chatting atau update sosmed menggunakan phrasal verb ^_^
Tapi, jangan lupa dengan aturan di bawah ini ya!
Aturan Penggunaan Phrasal Verb
1. Intransitive Phrasal Verb
Kata kerja intransitive tidak memiliki objek. Contohnya:
- Things started looking up after Ted moved back in with his family / Keadaan membaik setelah Ted kembali tinggal bersama keluarganya
- Mr. Yoshi suddenly showed up when I was in backstage / Mr Yoshi tiba-tiba muncul saat aku ada di belakang panggung
“up” merupakan kata keterangan, alias pasangan dari looking dan showed agar menjadi sebuah phrasal verb, dan bukan objek. So, bisa kita simpulkan bahwa phrasal verb juga bisa bersifat intransitive, yaitu tidak bisa diikuti oleh objek.
2. Transitive Phrasal Verb
Phrasal verb juga sama seperti kata kerja biasa, yaitu ada yang intransitive dan transitive. Kata kerja ataupun phrasal verb transitive selalu diikuti oleh objek. Contoh:
- Hundred people walked across the bridge every day / Ratusan orang berjalan menyeberang lewat jembatan setiap harinya
PS: The bridge merupakan objek dari walked across. Kata kerja menyeberang bisa diikuti oleh objek.
- A great storyteller is a person who can even make up a story on the spot / Seorang pendongeng yang hebat adalah dia yang bahkan bisa membuat cerita baru secara spontan
PS: make up berarti membuat/compose, kata kerja ini membutuhkan objek. Dalam contoh di atas objeknya yaitu a story
3. Separable Phrasal Verb
Dalam menulis phrasal verb ke dalam sebuah kalimat, ada dua cara; separable (bisa dipisah) atau inseparable (tidak bisa dipisah). Separable phrasal verb berarti kombinasi verb dan partikelnya dipisahkan dengan objek. Biasanya, objek ditulis antara verb dan partikel. Contoh:
- Actually, I didn’t want to work the weekend shift, but my boss talked me into it / Sebetulnya, saya tidak mau bekerja di akhir pekan, tapi atasan saya menyuruh saya melakukannya
PS: talked me into it bisa juga ditulis “my boss talked into me working the weekend shift”
- I was looking the phone number up when he arrived home / Saya sedang melihat nomer telefon saat ia tiba di rumah
PS: I was looking the phone number up bisa ditulis “I was looking up the phone number”
PENGECUALIAN: meskipun banyak phrasal verb yang bisa digunakan dalam bentuk separable ataupun inseparable, perlu diperhatikan bahwa objek harus berada di tengah verb dan partikel jika objeknya adalah pronoun. Contoh:
I looked the number up in the phone bookI
I looked it up in the phone book >> benar
I looked up it in the phone book >> salah
4. Inseparable phrasal verb
Sedangkan pada inseparable phrasal verb, kata kerja dan partikelnya tidak bisa dipisah. Contohnya pada kalimat:
- I don’t need any help from such an assistant to look after my own daughters / Saya tidak butuh bantuan dari semacam asisten untuk menjaga anak-anak saya
- Everyone dressed up for the welcoming party / Semua orang memakai baju bagus untuk pesta penyambutan
- Korean Pop and Drama has caught on in Indonesia nowadays / Sekarang ini Korean Pop dan Drama menjadi populer di Indonesia
TIPS: Umumnya, tidak ada cara atau format khusus untuk membedakan apakah phrasal verb yang kita temui separable atau inseparable, transitive atau intransitive. Kita harus mengasah intuisi untuk yang satu ini agar kita bisa menggunakan phrasal verb dengan tepat. Caranya? Sering-seringlah membaca kamus, membaca buku atau artikel bahasa inggris. Semakin sering berlatih, intuisi kita akan semakin tajam.
Contoh Kalimat Menggunakan Phrasal Verb
- Don’t bring up KPOP if you want to start a conversation with her / Jangan membicarakan KPOP jika kamu mau memulai pembicaraan dengannya
- I do the singing practice over this month after I got a head injury for long time / Saya memulai lagi latihan menyanyi bulan ini setelah saya mengalami luka di kepala beberapa lama
- If I were you, I will fill up my bag with free food from you dad’s grocery store / Kalau saya jadi kamu, saya akan memenuhi tas saya dengan makanan gratis dari toko ayah mu
- I don’t feel good today, could we put off the meeting for another day? / Saya sedang tidak enak badan, bisakah kita menunda rapat ke hari lainnya?
- Here are the instructions for your today work. Write them down before you forget / Ini instruksi untuk pekerjaanmu hari ini. Catat (instruksinya) sebelum kamu lupa
- Is someone waiting on you yet? / apakah seseorang sudah melayani anda?
- I should drop by my mom’s home. I left some books there two days ago / Saya sebaiknya mampir ke rumah ibu saya. Saya meninggalkan beberapa buku di sana dua hari lalu
Well, akhirnya selesai juga penjelasan lengkap tentang Phrasal Verb mulai dari definisi, penggunaan hingga contoh kalimat. Semoga bermanfaat ^_^
Baca juga: Apa itu Phrasal Verb (Part. 1)