Hello guys,
I would like to tell you about my experience in LC. My name is Maryam Jamila Arief. I’m twenty years old. I’m from Makassar.
Sebelum ke Pare saya dan 7 orang teman sudah merencanakan ke Kediri, Pare dari bulan Januari. Tetapi dengan beribu alasan satu persatu teman saya membatalkan rencananya sampai akhirnya hanya saya yang bertahan. Awalnya saya sempat goyah karena harus pergi ke pulau lain, tempat baru, bahasa baru dan hanya dengan diri saya sendiri. Tetapi demi mengharapkan masa depan yang lebih cerah saya pun berangkat. Bukan karena saya suka bahasa Inggris bahkan karena saya mau menebus 10 tahun pelajaran bahasa Inggris di sekolah yang saya sia-siakan. Saya selalu bosan dan tidak pernah memperhatikan ketika pelajaran bahasa Inggris. Menurut saya bahasa Inggris sangat aneh punya pelafalan, tulisan dan arti yang berbeda-beda. So I hate it.
Kemudian saya memilih LC sebagai tempat kursus di pare. Awalnya sangat aneh dan tidak nyaman harus belajar “HANYA ENGLISH” dari 05.30 – 19.30. Tetapi karena suasana kelas yang sangat menyenangkan, teman yang sudah seperti keluarga, tentor yang ramah membuat saya lupa kalo saat ini saya sedang di Kampung Inggris dan hanya belajar bahasa yang paling saya benci selama lebih dari 12 jam sehari. Bahkan waktu 2 minggu terasa begitu singkat.
Saya sangat suka dengan kedisiplinannya, 05.30 harus sudah berada di kelas. Walaupun beberapa kali kena hukuman karena terlambat, tetapi itu membuat saya lebih baik. Jadwal sholat subuh saya menjadi tepat waktu dan di kelas awal kan vocab jadi waktu nya sangat tepat, waktu otak masih sangat fresh. Tentang hukuman-hukumannya sangat mendidik yaitu membuat video dalam bahasa Inggris. Saya yang sebelumnya menulis caption di IG saya tidak mau bahasa Inggris tetapi harus bekerja lebih keras untuk bisa English.
Dua minggu di sini menyadarkan saya bahwa English tidak semenyeramkan, membosankan dan serumit yang saya kira. Terimakasih LC.
Maryam Jamila Arief from Makassar
Baca juga cerita alumni LC Kampung Inggris lainnya yuk guys, salah satu nya adalah cerita dari Henda Yuli Arta asal Kendari.