Banyak orang menganggap Linguistik adalah seorang ahli bahasa. Dalam hal ini artian tersebut memiliki sisi benar dan juga sisi salah. Pada ilmu bahasa, linguistik hanyalah satu dari berbagai hal yang ada didalamnya. Tentu saja banyak orang awam yang tidak begitu mengerti tentang pengertian maupun kegunaannya. Jika Anda penasaran, mari bahas bersama di artikel ini!
Apa Itu Linguistik?
Dalam deskripsi yang umum digunakan, linguistik adalah bagian dari ilmu bahasa yang menggunakan alat bantu ilmu kognitif, psikologi dan antropologi, untuk mengetahui lebih soal penggunaan bahasa.
Secara paling sederhana, hal yang ingin diketahui oleh ilmu ini adalah pertanyaan seputar “apa itu bahasa?” dan “bagaimana bahasa itu bekerja?” Selama bahasan materi ilmu bahasa Anda berpusat pada pertanyaan ini, maka Anda sedang mendalami ilmu linguistik.
Berbeda dengan ilmu bahasa yang terkadang berusaha menggali struktur dan juga rumusan grammar yang digunakan, ilmu yang satu ini lebih berfokus pada perspektif penggunaanya. Ilmu ini juga lebih menekankan bahasa dalam penggunaanya untuk komunikasi secara lisan. Jadi Anda akan melihat bagaimana bahasa digunakan dalam konteks komunikasi dan bukan berdasarkan struktur yang benar.
Perbedaan Linguistik dengan Tata Bahasa
Jika memang berfokus pada penggunaan bahasa, Anda mungkin berpikir tentang ilmu tata bahasa. Ilmu yang satu ini memfokuskan pada penggunaan bahasa dalam kehidupan dan juga untuk keperluan seni. Tapi hal ini berbeda cukup jauh dengan Linguistik.
Tata bahasa walaupun fokus pada penggunaan bahasa, tetap menekankan struktur dan bagaimana aturan pemakaiannya. Sedangkan dalam Linguistik, Anda lebih menyentuh pada makna. Dalam komunikasi sehari – hari, seseorang tidak akan menggunakan bahasa yang benar setiap saat, tapi asalkan maksud dari bahasa itu dimengerti, tentu saja hal tersebut sudah masuk dalam penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi.
Karena menekankan pada arti, tentu saja para peneliti ilmu linguistik ini sedikit bersifat subjektif. Tergantung dari perspektif yang digunakan, bahasa yang ditangkap bisa berbeda. Jika menggunakan tata bahasa biasa, maksud dari seseorang yang menggunakan bahasa tidak dibahas banyak tapi lebih pada struktur pengucapannya. Jadi apa yang biasanya salah menurut ilmu tata bahasa bisa saja menjadi hal yang normal saat dipandang dari sudut pandang linguis.
Linguistik sebagai Ilmu Bahasa dengan Perspektif
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, ilmu ini bisa memiliki banyak perspektif. Dalam bahasa, ucapan seseorang tentu bisa memiliki maksud berbeda-beda menurut yang mendengarkan. Nah, tergantung dari bahasa, pengaruh perspektif tentu bisa banyak ataupun sedikit. Contohnya pada Bahasa Indonesia, perspektif seseorang ketika mendengar nada keras akan akan diartikan sebagai bentuk amarah, rasa syok ataupun ucapan peringatan tegas.
Nah, perspektif ini tentu bisa berhubungan dengan situasi yang bersangkutan. Tapi dari segi linguis, bahasa akan dibandingkan dengan banyak hal lain. Pada bagian awal sudah disebut bahwa ilmu ini juga menggunakan ilmu kognitif, psikologi dan antropologi. Seperti pada contoh kata tidak, dari segi psikologi, pengucapan tidak ini tentu akan menggunakan nada yang berbeda. Jika situasi mental si pengucap sedang marah, tentu ini bisa menegaskan sesuatu yang tidak diinginkan. Jika kata tidak diucapkan dengan situasi panik, tentu ekspresinya adalah syok.
Dari bahasan ketiga hal ini, tentu Anda bisa mulai mengerti bagaimana ilmu ini cukup sulit dipelajari. Karena menggunakan banyak faktor, bahasa menjadi lebih tidak berbentuk dan akan berubah secara fleksibel. Tapi walaupun begitu, ilmu ini memiliki peranan penting dalam spektrum ilmu bahasa secara keseluruhan.
Menggali Penggunaan Bahasa
Ilmu yang satu ini sangat penting dalam menggali penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi. Anda yang sudah lama memperhatikan penggunaan bahasa Indonesia, tentu sadar bahwa bahasa di negara ini selalu berubah.
Jika era dulu, bahasa Indonesia terpengaruh oleh bahasa daerah, sekarang ini bahasa Indonesia lebih terpengaruh bahasa Inggris. Integrasi bahasa ini mendapat pengaruh dari perkembangan budaya dan interaksi antar manusia. Dalam ilmu bahasa negara lain, tidak ada yang bisa menjelaskan perkembangan ini. Hampir semuanya lebih mengarah pada penggunaan menurut rumusan baku.
Bahasa sebagai alat komunikasi tentu tidak hanya sekedar rumusan belaka. Pada Bahasa Indonesia terkadang ada yang mencampur bahasa Inggris untuk menggantikan kata – kata yang terlalu rumit dijelaskan. Sebagai contoh penggunaan kata smartphone. Pada bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai telepon pintar, tapi karena penyebutannya lebih dari satu kata, smartphone lebih dipilih digunakan walaupun berasal dari bahasa asing.
Menjelaskan Evolusi Bahasa
Ilmu Linguistik bisa menjelaskan tentang evolusi bahasa yang digunakan. Tidak ada ilmu lain yang mempelajari tentang hal ini. Oleh karena itu, ilmu linguistik juga bisa mendukung ilmu bahasa lainnya. Jika memang ada integrasi bahasa asing dalam bahasa Indonesia, tentu kamus bahasa Indonesia akan berkembang dengan penemuan kata – kata baru dan juga varian penggunaanya.
Mengamati perkembangan bahasa ini, Anda juga bisa memahami bahasa – bahasa tidak baku yang muncul dalam percakapan sehari – hari. Sebagai contoh bahasa sms, bahasa gaul dan juga bahasa internet. Hal seperti “wkwkwkwk” ataupun “LOL” adalah kata yang sebenarnya tidak memiliki makna yang baku dalam kaidah kebahasaan dan hanya memberikan impresi tertawa. Tapi dalam komunikasi menggunakan short message, hal ini semakin sering muncul dalam pembicaraan.
Manfaat berikutnya dari ilmu bahasa ini adalah membantu Anda mengerti bahasa lain. Banyak penerjemah bahasa terutama yang bekerja secara lisan (seperti penerjemah turis) sangat diharuskan belajar ilmu ini. Dalam linguistik, seseorang akan lebih diusahakan mengerti bahasa yang digunakan orang lain untuk mendapatkan arti dan maksudnya. Jika hanya belajar seputar bahasa baku dari negara lain saja, tentu Anda belum bisa mengartikan apa yang dimaksud dengan baik.
Budaya daerah, interaksi dengan teknologi internet dan juga globalisasi, bisa membuat kata – kata yang tadinya berarti satu di era tertentu memiliki artian berbeda pada era lain. Sebagai contoh, feminist pada era 2000-an adalah gerakan untuk mencari kesetaraan derajat antara pria dan wanita. Tapi di era sekarang ini, artian ini lebih ambigu. Tergantung konteks pembicaraan, feminist bisa berarti sama seperti yang era sebelumnya, tapi bisa juga mengarahkan pada pihak radikal yang berusaha mendorong wanita di atas pria.
Transisi arti tidak bisa dideteksi dengan hanya belajar tata bahasa. Jika Anda berusaha menerjemahkan kata dari bahasa Indonesia ke bahasa lainnya, tentu konteks ini juga perlu dijelaskan. Jangan sampai artian yang Anda translate menjadi kabur dan membingungkan bagi yang ingin mendengar artinya.
Kesimpulan
Linguistik adalah ilmu yang membahas bahasa sebagai alat komunikasi dan lebih mementingkan artiannya. Jadi jika Anda ingin melihat bahasa lebih pada penggunaan dan juga maksud-nya, ilmu ini tentu sangat menarik untuk didalami.
Sekian bahasan seputar ilmu Linguistik. Semoga hal ini bisa berguna bagi Anda dan membuka wawasan Anda lebih luas. Terima kasih sudah membaca artikel ini!